Assalamualaikum.
Pak ustad izinkan saya bertanya, saat ini saya sedang
dilema kadang saya ada lintasan hati / pikiran yang menghina nabi,keluarga
nabi,allah,islam dalam keseharian saya entah saat melakukan hal baik maupun
sebaliknya saya tidak ada niatan untuk itu pikiran/lintasan hati tersebut
muncul tiba tiba saja.
Saya gelisah pak kadang saya merasa telah
murtad saya bimbang apakah saya masih islam atau tidak, kadang saya membaca
syahadat setalah terjadi hal tersebut, tapi lintasan / pikiran tersebut kembali
mucul lalu saya syahadat lagi tapi lintasan tersebut malah semakin sering hingga saya merasa sudah
murtad dan tidak bisa masuk islam lagi mohon bantu saya pak.
Dari : Lana
Dijawab oleh :
Fastabikul Randa Ar-Riyawi حفظه الله تعالى melalui tanya jawab grup Kajian Whatsapp
Wa'alaikumussalam
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Sesuatu yang terbesit di
dalam hati atau pikiran, maka dimaafkan di dalam Islam, selama dia tidak
melakukan apa yang terbesit di dalam pikiran atau hatinya tersebut.
Imam An-Nawawi rohimahullah
di dalam kitab Al-Adzkar halaman 296 :
فأما الخواطر، وحديث النفس، إذا لم
يستقر ويستمر عليه صاحبه فمعفو عنه باتفاق العلماء، لانه لا اختيار له في وقوعه،
ولا طريق له إلى الانفكاك عنه وهذا هو المراد بما ثبت في الصحيح عن رسول الله (صلى
الله عليه وسلم) أنه قال: إن الله تجاوز لامتي ما حدثت به أنفسها ما لم تتكلم به
أو تعمل
Dan adapun angan-angan yang
lewat di benak seseorang dan bisikan di dalam hati bila tidak tetap atau tidak
ditetapkan oleh yang bersangkutan maka itu dimaafkan berdasarkan kesepakatan
para ulama. Karena, lalu lalang angan-angan (khawatir) itu bukan pilihan kita.
Tiada jalan untuk melepaskan diri. Ini yang dimaksud dalam sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam : "Sungguh, Allah memaafkan umatku atas
ucapan yang terbersit di dalam dirinya selagi tidak diutarakan atau diamalkan.
Jika terlintas di pikiran
menghina Allah dan Nabi serta keburukan lainnya, maka jangan diucapkan.
Dari Abu
Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, bahwa beberapa orang datang kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata :
إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا
يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ يَتَكَلَّمَ بِه، قَالَ: «وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟»
قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: ذَاكَ صَرِيحُ الْإِيمَانِ
Kami menjumpai dalam diri kami
lintasan yang sangat berat bagi kami untuk mengucapkannya. Beliau bertanya
kepada mereka : Benar kalian menjumpai perasaan itu? ‘’Itu bukti adanya iman.”
(HR. Muslim, hadits no. 132).
Apabila menjumpai seperti
itu, maka cepatlah meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
berhenti untuk memikirkan itu dengan cara mengalihkannya ke pikiran yang lain.
Dari Abu
Hurairah rodhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda :
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ
فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ
رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
Setan mendatangi kalian dan
membisikkan: "Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan
itu?" sampai akhirnya dia membisikkan : "Siapa yang menciptakan
Tuhanmu?" jika sudah demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah,
dan berhenti (tidak memikirkannya). (HR. Bukhari, hadits no. 3276 dan
Muslim, hadits no. 134).
Lintasan pikiran seperti itu
dialami oleh seorang muslim. Hanya saja tidak usah dihiraukan dan jangan pula
diucapkan. Jika mengucapkan sesuatu yang membuatnya tidak mengakui Allah
sebagai Tuhannya, maka dia bisa saja keluar dari Islam.
Biarkan saja lintasan pikiran
tersebut, karena itu berasal dari setan. Jika lintasan pikiran tersebut muncul,
maka minta perlindunganlah kepada Allah. Jika hanya di dalam hati dan tidak
diucapkan (tidak dilafadzkan), insyaAllah tidak menyebabkan seseorang murtad
karena tidak mengucapkannya dengan lisannya.
Semoga bisa dipahami.
Wallahu Ta’ala a'lam.