Ketika seseorang berpuasa,
hendaklah dia menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang di dalam Islam, bukan
hanya menjaga dari makan dan minum, akan tetapi menjaga diri dari hal-hal yang
bisa merusak pahala puasanya.
Imam Al-Ghozali rohimahullah
berkata di dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulumiddin tentang puasa orang-orang sholeh
terdahulu :
وأما صوم الخصوص وهو صوم الصالحين
فهو كف الجوارح عن الآثام وتمامه بستة أُمُورٍ
Adapun
puasa khusus, yaitu puasanya orang sholeh adalah menahan anggota tubuhnya dari
perbuatan dosa. Dan dalam hal ini ada 6 hal yang dijaga oleh orang-orang sholeh
tersebut :
1.
Menjaga pandangan dari perbuatan yang tercela
الْأَوَّلُ غَضُّ الْبَصَرِ
وَكَفُّهُ عَنِ الِاتِّسَاعِ فِي النَّظَرِ إِلَى كُلِّ مَا يُذَمُّ وَيُكْرَهُ
وَإِلَى كُلِّ مَا يُشْغِلُ الْقَلْبَ وَيُلْهِي عَنْ ذكر الله عز وجل
Petama
: menjaga pandangan dan menahan dari melihat yang lebih luas pada setiap
perbuatan yang tercela dan dibenci dan setiap perbuatan yang bisa menyibukkan
hati serta dari perbuatan yang bisa mengalihkan dari mengingat Allah.
2.
Menjaga lisan dari perbuatan dosa
الثاني حفظ اللسان عن الهذبان
وَالْكَذِبِ وَالْغَيْبَةِ وَالنَّمِيمَةِ وَالْفُحْشِ وَالْجَفَاءِ
وَالْخُصُومَةِ وَالْمِرَاءِ وإلزامه السكوت وشغله بذكر الله سبحانه وتلاوة القرآن
فهذا صوم اللسان
Kedua : menjaga lisan dari mengelabui,
dusta, ghibah, mengadu domba, perbuatan keji, dari perbuatan yang sia-sia, perdebatan,
pertengakaran, dan hendaklah dia menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan
tersebut, serta menyibukkan dirinya dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan membaca Al-Qur’an, maka ini adalah puasa lisan.
3. Menjaga pendengaran
الثَّالِثُ كَفُّ السَّمْعِ عَنِ
الْإِصْغَاءِ إِلَى كُلِّ مَكْرُوهٍ
Ketiga : menjaga pendengaran
dari setiap perbuatan yang dibenci.
4. Menjaga anggota badan
dari perbuatan dosa
الرابع كف بقية الجوارح عن الآثام
من اليد والرجل عن الْمَكَارِهِ وَكَفُّ الْبَطْنِ عَنِ الشُّبُهَاتِ وَقْتَ
الْإِفْطَارِ
Keempat
: menjaga anggota badan dari dosa, yaitu menjaga tangan dan kaki dari sesuatu
yang dibenci serta menjaga perut dari syubhat pada waktu berbuka puasa.
5.
Tidak kekenyangan ketika berbuka puasa
الْخَامِسُ أَنْ لَا يَسْتَكْثِرَ
مِنَ الطعام الحلال وقت الإفطار بحيث يمتلىء جوفه فَمَا مِنْ وِعَاءٍ أَبْغَضُ
إِلَى اللَّهِ عَزَّ وجل من بطن مليء مِنْ حَلَالٍ
Kelima
: tidak memperbanyak makan makanan ketika berpuasa sehingga dia kekenyangan.
Karena tidak ada wadah yang paling dibenci oleh Allah selain perut yang penuh
dengan makanan.
6.
Merasa takut puasanya tidak diterima Allah dan juga berharap agar puasanya
diterima
السادس أن يكون قلبه بعد الإفطار
معلقاً مُضْطَرِبًا بَيْنَ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ
Keenam : Hendaklah hatinya gelisah
setelah berbuka antara takut dan berharap kepada Allah.
Artinya dia gelisah karena takut
puasanya tidak diterima oleh Allah dan berharap agar puasanya diterima oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Inilah 6 hal yang dijaga
oleh orang-orang sholeh terdahulu ketika mereka berpuasa, mereka menahan diri
dari hal-hal yang bisa merusak puasanya. Dan apabila ada orang yang mengajak
bertengkar, gosip dan fitnah, maka hendaknya seorang muslim menjauhinya dan
berkata : “aku sedang berpuasa.” Hal ini sebagaimana yang diajarkan oleh
baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah
rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ
وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ
أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ
Puasa bukanlah hanya menahan
makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari
perkataan yang sia-sia dan perbuatan keji. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat
usil padamu, katakanlah padanya : “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (HR.
Ibnu Khuzaimah, hadits no. 1996).
Syekh Musthafa Al-A’zhami rohimahullah mengomentari hadits di atas di dalam kitab Shahih Ibnu Khuzaimah :
إسناده صحيح
Sanadnya Shahih. (Shahih
Ibnu Khuzaimah, jilid 3 halaman 242).
Oleh karnanya, puasa
orang-orang sholeh dan orang-orang awam sangatlah berbeda. Puasanya orang-orang
sholeh benar-benar menjaga diri dari hal-hal yang bisa merusak pahala puasanya,
sedangkan puasanya orang-orang awam, mereka hanya menjaga diri dari makan dan
minum saja, akan tetapi tidak menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang bisa
merusak pahala puasanya, dan betapa banyak orang yang berpuasa, akan tetapi dia
tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan haus saja.
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu
‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ
مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ
السَّهَرُ
Betapa banyak orang yang
berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar
dan dahaga. (HR. Ahmad, hadits no. 8856).
Syekh Syu’aib
Al-Arnauth rohimahullah mengomentari hadits di atas di dalam
kitab Musnad Al-Imaam Ahmad bin Hanbal :
إسناده جيد
Sanadnya baik. (Musnad
Al-Imaam Ahmad bin Hanbal, jilid 14 halaman 445).
Semoga kita puasa terhindar
dari perbuatan-perbuatan yang bisa merusak nilai puasa dan mudah-mudahan kita
semua bisa mengikuti jejak Salafus Sholeh dalam berpuasa yang bisa menahan diri
dari hal-hal yang bisa merusak puasa serta menajaga diri dari perkara yang bisa
menjauhkan hati dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi