Ramadhan mempunyai
keistimewaan yang sangat luar biasa, dimulai dibukanya pintu surga, diampuni
dosa yang telah lalu bahkan pahala kebaikan seorang muslim akan dilipat
gandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam bulan yang mulia ini.
Dari Abu Hurairah
rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ
يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ،
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ
عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Setiap amal kebaikan yang
dilakukan oleh anak Adam akan dilipat gandakan dengan 10 kebaikan yang semisal
hingga 700 kali lipat. Allah Ta’ala berfirman : Kecuali amalan puasa. Amalan
puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan
dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa
akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan
kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR. Muslim,
hadits no. 1151).
Sebagaimana pahala kebaikan
seorang muslim dilipat gandakan, apakah dosa juga dilipat gandakan di bulan Ramadhan?
Dari Ummi Haani' rodhiyallahu 'anha berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ،
فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيمَا سِوَاهُ
وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ
Maka berhati-hatilah
terhadap bulan Ramadhan, karena pahala kebaikan akan dilipat gandakan, demikian
juga dosa kejelekan akan dilipat gandakan. (HR. At-Thabrani, hadits no. 4827).
Derajat hadits di
atas :
1. Imam Al-Haitsami
rohimahullah mengomentari hadits di atas di dalam kitabnya Majma’ Az-Zawaaid :
رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي
الصَّغِيرِ وَالْأَوْسَطِ، وَفِيهِ عِيسَى بْنُ سُلَيْمَانَ أَبُو طَيْبَةَ،
ضَعَّفَهُ ابْنُ مَعِينٍ، وَلَمْ يَكُنْ مِمَّنْ يَتَعَمَّدُ الْكَذِبَ،
وَلَكِنَّهُ نُسِبَ إِلَى الْوَهْمِ
Diriwayatkan
oleh At-Thabrani di dalam kitab As-Shogir dan Al-Ausath. Dan di dalam sanad ini
ada ‘Isa bin Sulaiman Abu Thoibah, dilemahkan oleh Ibnu Ma’in. Dia (‘Isa bin
Sulaiman Abu Thoibah) bukan termasuk orang yang sengaja berbohong, akan tetapi
dia dinisbahkan (dihubungkan) kepada orang yang suka berilusi. (Majma’
Az-Zawaaid, jilid 3 halaman 143).
2. Imam Badruddin Al-‘ainy
rohimahullah mengomentari hadits di atas di dalam kitabnya ‘Umdatul Qory Syarah
Shahih Al-Bukhari :
وَفِي إِسْنَاده عِيسَى بن
سُلَيْمَان أَبُو طيبَة الْجِرْجَانِيّ، ذكره ابْن حبَان فِي الثِّقَات، وَضَعفه
ابْن معِين
Dan
di dalam sanad hadits ini terdapat ‘Isa bin Sulaiman Abu Thoibah Al-Jirjani.
Ibnu Hibban menyebutkan di dalam At-Tsiqat dan Ibnu Ma’in melemahkannya. (‘Umdatul
Qory Syarah Shahih Al-Bukhari, jilid 10 halaman 270).
3.
Imam Al-Khotib Al-Baghdadi rohimahullah mengomentari hadits di atas di dalam
kitabnya Taarikh Baghdad :
سُلَيْمَانُ لَمْ يَرْوِهِ عَنِ
الأَعْمَشِ إِلا أَبُو طِيبَةَ، وَلا عَنْهُ إِلا ابْنُهُ، وَلا يُرْوَى عَنْ
أُمِّ هَانِئٍ إِلا بِهَذَا الإِسْنَادِ، تَفَرَّدَ بِهِ عَمَّارُ بْنُ رَجَاءٍ
Sulaiman
tidak meriwayatkannya dari Al-A’mas kecuali Abu Thoibah, dan tidak meriwayatkan
darinya kecuali anaknya, dan tidak diriwayatkan dari Ummi Haani’ kecuali dari
sanad ini. Dan ‘Ammar bin Roja’ memisahkan diri darinya (Sulaiman). (Taarikh
Baghdad, jilid 12 halaman 182).
Oleh
karnanya, hadits yang menerangkan bahwa dosa keburukan akan dilipat gandakan
pada bulan Ramadhan tidaklah Shahih dan dilemahkan oleh para ulama sehingga
tidak bisa dijadikan pedoman. Hanya saja sebagi seorang muslim hendaknya
menjauhi perkara-perkara yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, apalagi
di bulan yang mulia dan di dalamnya terdapat ampunan bagi siapa saja yang
meminta ampun kepada Allah.
Dari
Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ
صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
Betapa banyak orang yang
berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar
dan dahaga. (HR. Ibnu Khuzaimah, hadits no. 1997).
Syekh Muhammad Musthofa Al-A’zhomi
mengomentari hadits di atas :
إسناده صحيح
Sanadnya Shahih. (Shahih
Ibnu Khuzaimah, jilid 3 halaman 242).
Kesimpulan :
1. Ramadhan mempunyai
keistimewaan yang luar biasa, diantaranya adalah pahala akan dilipat gandakan
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Hadits yang menerangkan
tentang dosa dilipat gandakan di bulan Ramadhan didho’ifkan (dilemahkan) oleh
para ulama sehingga tidak bisa dijadikan pedoman.
3. Seorang muslim hendaklah
menjaga diri dari hal-hal yang merusak puasanya, karena jika puasanya rusak,
maka dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya termasuk pahala, kecuali hanya
rasa lapar dan haus saja.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi