Allah menguji orang-orang kafir
di dunia dengan berbagai kenikmatan, namun mereka lupa siapa yang telah
menciptakan mereka dan lupa siapa yang telah memberikan semua kenikmatan yang
ada pada mereka. Padahal semua kenikmatan itu berasal dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Mereka ingkar terhadap Allah dan mereka menolak bahwa mereka diciptakan
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Allah telag mengingatkan mereka sewaktu di
dunia namun tidak dipedulikan, akhirnya mereka dimasukkan oleh Allah ke dalam
neraka yang sangat panas.
Orang-orang kafir menyesal ketika
sudah berada di akhirat, namun penyesalan mereka tiada artinya lagi, mereka
ingin dikembalikan ke dunia untuk menjadi seorang Muslim dan melakukan
kebaikan, akan tetapi Allah tidak akan mengembalikan mereka ke dunia karena
sudah tidak ada kesempatan untuk mereka.
Allah berfirman :
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا
لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
Orang-orang yang kafir itu
seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia)
menjadi orang-orang muslim. (QS. Al-Hijr : 2).
Imam Al-Mawardi rohimahullah
mengomentari ayat di atas di dalam tafsirnya An-Nukat wal ‘uyun :
وفي زمان هذا التمني ثلاثة أقاويل:
أحدها: عند المعاينة في الدنيا حين يتبين لهم الهدى من الضلالة، قاله الضحاك
Pada masa yang penuh
angan-angan ini ada 3 pendapat, salah satunya : bilamana memandang dunia,
ketika itu jelas bagi mereka petunjuk dari kesesatan mereka. Ini adalah
pendapat Ad-Dhohak.
الثاني: في القيامة إذا رأوا كرامة
المؤمنين وذل الكافرين
Kedua : Pada hari kiamat mereka
akan melihat kemuliaan orang-orang yang beriman dan kehinaan bagi orang-orang kafir.
الثالث: إذا دخل المؤمن الجنة ,
والكافر النار. وقال الحسن: إذا رأى المشركون المؤمنين وقد دخلوا الجنة وصاروا هم
إلى النار تمنوا أنهم كانوا مسلمين
Ketiga: Jika orang beriman
masuk surga, dan orang kafir masuk neraka. Al-Hassan berkata: Jika orang-orang
musyrik melihat orang-orang beriman yang telah masuk surga dan menjadi diri
mereka sendiri di Neraka, mereka berharap bahwa mereka adalah Muslim.
(An-Nukat wal ‘uyun, jilid 3
halaman 147-148).
Begitulah perumpamaan penyesalan
orang-orang kafir ketika sudah berada di akhirat, mereka tidak mau menerima
nasehat dan menolak ajaran Islam di dunia dan mereka ingkar akan keberadaan
Allah, maka mereka akan menyesal ketika sudah berada di akhirat.
Allah berfirman :
وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ
نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا
نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Dan, jika sekiranya kamu
melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di
hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal
saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin". (QS. As-Sajdah :
12).
Imam Al-Mawardi rohimahullah
mengomentari ayat di atas di dalam tafsirnya An-Nukat wal ‘uyun :
أي عند محاسبة ربهم وفيه أربعة
أوجه: أحدها: من الغم، قاله ابن عيسى
Artinya, ketika mengadu kepada
Tuhan mereka, dan ini memiliki empat pandangan : Salah satunya : dengan
kesedihan, ini merupakan pendapat Ibnu Isa.
الثاني: من الذل، قاله ابن شجرة
Kedua
: dengan kehinaan. Ini adalah pendapat Ibnu Sajarah.
الثالث: من الحياء، حكاه النقاش
Ketiga
: dengan rasa malu. Ini adalah pendapat An-Nuqosh.
الرابع: من الندم، قاله يحيى بن
سلام
Keempat
: dengan penyesalan. Ini adalah pendapat Yahya bin Salam.
(An-Nukat wal ‘uyun, jilid 4
halaman 358-359).
Na’udzubillah, jangan sampai
seorang Muslim menyesal di akhirat seperti yang dilakukan oleh orang-orang
kafir, karna menyesal di akhirat tidak ada gunanya lagi, karna di dunia sudah
diberi waktu untuk beribadah, maka jangan sekali-kali menyia-nyiakan kesempatan
itu.
Allah berfirman :
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا
وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
Biarkanlah mereka (di dunia
ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka
kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (QS. Al-Hijr : 3).
Allahu Akbar, orang-orang
kafir mengangankan kesenangan di akhirat versi mereka, namun itu semua hanya
angan-angan mereka semata dan janji Allah lah yang benar. Adapun angan-angan
mereka tidak akan pernah terjadi karena mereka tidak mengikuti ajaran Islam dan
mengingkari Allah sebagai Tuhan mereka dan Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir.
Allah berfirman :
وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ وُقِفُوا عَلَى
النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا
وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Dan jika kamu (Muhammad)
melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya
kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta
menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa
yang mengharukan). (QS. Al-An'am : 27).
Ketika di dunia, orang-orang
kafir selalu diingatkan agar meyakini ayat-ayat Allah dan meyakini ajaran
Islam, namun mereka menolak dan ingkar terhadap ajaran Islam, mereka lebih
memilih ajaran mereka yang jelas-jelas bertentangan dengan syari’at Islam dan
Allah telah mengabarkan di dalam Al-Qur’an bahwa Al-Kitab yang mereka jadikan
pedoman itu sudah diubah oleh tangan manusia, namun mereka tidak mempercayainya
dan mengingkari Al-Qur’an.
Allah berfirman :
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ
الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ
أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
Maka kecelakaan yAng
besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri,
lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah
bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah :
79).
Ayat ini diingkari oleh
orang-orang kafir, mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an tidaklah benar dan Al-Qur’an
berasal dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal Al-Qur’an
benar-benar firman Allah Subhanhu wa Ta’ala dan berisi kabar yang benar. Namun
mereka tidak mau mempercayai isi Al-Qur’an, akhirnya, mereka kekal di dalam neraka
dan Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi