Bermain media sosial termasuk
perkara mu’amalah di dalam Islam, sehingga asal hukum bermain media sosial
adalah boleh, selama tidak melanggar syariat Islam.
Ada sebuah qoidah ushul fiqh
sebagaimana yang disebutkan oleh Imam As-Suyuthi rohimahullah di dalam kitabnya
Al-Asbah wa An-Nazhoir :
الأصل في الأشياء الإباحة حتى يدل
الدليل على التحريم
Hukum asal segala sesuatu
adalah boleh, sampai ada dalil yang mengharamkannya. (Al-Asbah wa An-Nadzoir,
jilid 1 halaman 60).
Akan tetapi, jika dengan
akun media sosial tersebut dia gunakan untuk berbuat dosa seperti membuat akun gosip
(ghibah), di mana dengan keberadaan akunnya tersebut bisa mengundang orang lain
untuk berbuat dosa seperti mengghibah orang di kolom komentar akunnya, maka hukum
dia membuat akun tersebut haram. Kenapa? Karena membuat wadah untuk orang
berbuat dosa, sedangkan dosa orang yang menyediakan wadah untuk orang berbuat
dosa dibenci oleh Allah dan dosanya seperti orang yang mengamalkannya.
Dari Jarir bin Abdillah rodhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ
سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ
بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Dan barangsiapa yang
mencontohkan contoh jelek dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa dan dosa orang
yang mengamalkan setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka. (HR. Muslim,
hadist no. 1017).
Na’udzubillah, walaupun
misalnya dia telah meninggal dunia, namun akun gosip tersebut belum dihapus
dan dipercaya serta orang yang mengunjungi akun tersebut menggunjing orang yang
diposting di akun ghibah tersebut, maka pemilik akun ghibah tersebut mendapatkan
dosa jariyah, walaupun dia telah meninggal dunia.
Inilah bentuk keadilan di
dalam Islam, bukan hanya pahala saja yang mengalir walau sudah berada di alam
kubur, bahkan dosa pun jika pemiliknya belum bertaubat dan belum menghapus
wadah orang untuk bermaksiat, maka dia tetap mendapatkan dosanya. Na’udzubillah
tsumma na’udzubillah.
Perlu diketahui, bahwa Islam
sangat melarang seorang muslim mengghibah orang lain.
Allah berfirman :
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah menggunjing
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Hujurat : 12).
Imam
Fakhruddin Ar-Raazi rohimahullah berkata di dalam kitab tafsirnya Mafaatihul
Ghoib :
ثُمَّ
قَالَ تَعَالَى: وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً إِشَارَةً إِلَى وُجُوبِ حِفْظِ
عِرْضِ الْمُؤْمِنِ فِي غَيْبَتِهِ
Allah Ta’ala berfirman : “Dan
janganlah menggunjing satu sama lain.” Ini adalah isyarat wajibnya menjaga
kehormatan seorang mukmin atas rahasia yang dia miliki. (Mafaatihul Ghoib,
jilid 28 halaman 110).
Na’udzubillah, orang yang
mengghibah orang lain sama saja memakan daging orang yang telah meninggal
dunia. Tentu sangat jijik bukan? Begitulah perumpamaan yang diberikan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi orang yang mengghibah orang lain.
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu
'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ.
قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ.
قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ
فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Tahukah engkau apa itu
ghibah? Mereka menjawab : “Allah dan Rasul nya yang lebih mengetahui.” Dia
berkata : Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang dia tidak suka untuk
didengarkan orang lain.” Beliau ditanya : “Bagaimana jika yang disebutkan
sesuai kenyataan? Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : Jika sesuai
kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau
telah memfitnahnya.” (HR. Muslim, hadist no. 2589).
Oleh karnanya jika
diperinci, dosa akun gosip sebagai berikut :
1. Pemilik akun gosip mendapat
dosa besar, karena menjadi pelopor orang lain dalam berbuat dosa. Dosanya
seperti orang yang mengamalkan gosipannya tersebut, baik mereka mempercayai isi
postingan akun gosip dan mengghibah orang yang di posting oleh pemilik akun tersebut
di kolom komentar ataupun mencaci maki orang yang diposting di akun pribadi
orang yang diposting oleh akun gosip. Dia mendapat dosa sebanyak orang yang mengamalkannya.
Na’udzubillah.
2. Pemilik akun gosip mendapat
dosa jariyah, yang sekalipun belum sudah meninggal dunia, dosanya akan tetap
mengalir apabila belum bertaubat dan belum menghapus akun gosip miliknya.
3. Orang yang menggunjing
(ghibah) orang lain sama dengan memakan daging orang yang sudah meninggal
dunia.
4. Orang yang mengghibah
orang lain bisa memindahkan pahalanya kepada orang yang dighibahi.
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda :
أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟
قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ:
إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ
وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ
هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ
وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا
عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي
النَّارِ
Tahukah kalian siapakah
orang yang bangkrut itu? Mereka menjawab : "Orang yang bangkrut di
kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki
harta. Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku
adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat,
puasa,dan zakat. Namun dia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman.” Dia
pernah mencela si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si
ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan
atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si
ini,si ini dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi bagikan
kepada orang-orang yang dizaliminya sementara belum semua kedzalimannya
tertebus, diambillah kejelekan (kesalahan) yang dimiliki oleh orang yang
didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dicampakkan ke dalam
neraka. (HR. Muslim, hadist no. 2581).
5. Dosanya belum diampuni Allah jika dia
belum meminta maaf kepada orang yang dia ghibahi tersebut, karena dia telah
menggunjing sesuatu yang tidak disukai oleh orang yang dia ghibahi dan tidak
suka kejelekannya di dengar oleh orang lain. Adapun orang yang mengghibahi
melakakukan itu. Maka sebelum dia meminta maaf, maka Allah tidak akan
mengampuni dosa ghibahnya dan jika dia tidak meminta maaf, maka kelak di
akhirat dia akan memberikan kebaikannya kepada orang yang dia ghibahi, dan jika
kebaikannya sudah habis sementara dosanya belum tertebus, maka diambillah
kejelekan orang yang dia ghibahi tersebut dan kemudian dia dicampakkan ke dalam
neraka sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 2581.
Untuk itu, hendaknya semua
pemilik akun gosip bertaubat kepada Allah atas perbuatan tercela yang mereka
lakukan. Sangat besar dosa orang yang menjadi pelopor kemaksiatan bagi orang
lain, dan kelak dia akan mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
jika dia tidak bertaubat kepada Allah dan dosanya akan terus mengalir walaupun
dia telah berada di alam kubur, jika dia belum menghapus akun gosipnya dan
belum bertaubat kepada Allah. Na’udzubillahi min dzalik.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi