Banyak yang mengira bahwa berpuasa
di hari Jum’at itu dilarang, mereka berpedoman pada hadist Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang melarang seorang muslim untuk berpuasa pada hari Jum’at.
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu
'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
:
لا يَصُومَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ إِلا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ
Janganlah
salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jum'at kecuali jika dia
berpuasa pula pada hari sebelum atau sesudahnya. (HR. Bukhari, hadist no.
1849).
Lalu bagaimana jika di hari
Jum'at bertepatan dengan puasa sunnah? Seperti puasa Daud, As-Syuro, Tarwiyah dan
lainnya? Apakah tetap dilarang?
Menurut Ibnu Qudamah rohimahullah,
seorang ulama mazhab Hambali di dalam kitabnya Al-Mughni beliau berkata :
ويكره إفراد يوم الجمعة بالصيام،
إلا أن يوافق ذلك صوما كان يصومه، مثل من يصوم يوما ويفطر يوما فيوافق صومه يوم
الجمعة، ومن عادته صوم أول يوم من الشهر، أو آخره، أو يوم نصفه
Dan
dimakruhkan menyendirikan puasa pada hari Jum'at saja kecuali jika bertepatan
dengan kebiasaan berpuasa. Seperti berpuasa Daud, yaitu sehari berpuasa sehari
tidak, lalu bertepatan dengan hari Jum'at atau bertepatan dengan kebiasaan
puasa di awal, akhir, atau pertengahan bulan. (Al-Mughni jilid 3 halaman
170).
Imam An-Nawawi rohimahullah berkata
di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab beliau berkata :
قال أصحابنا يكره إفراد يوم الجمعة
بالصوم فإن وصله يصوم قبله أو بعده أو وافق عادة له بأن نذر صوم يوم شفاء مريضه أو
قدوم زيد أبدا فوافق الجمعة لم يكره
Ulama
mazhab Syafi'i berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum'at secara
bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan
dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan
bertepatan dengan hari Jum'at, maka tidaklah makruh. (Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab jilid
6 halaman 437).
Ingat, para ulama hanya
menghukumi puasa secara sendirian di hari Jum’at itu makruh, tidak sampai
kepada haram. Dan adapun puasa yang dilarang di hari Jum'at adalah puasa
sunnah Mutlaq, yaitu puasa sunnah yang tidak ada sebabnya. Adapun jika di hari
Jum’at bertepatan dengan hari berpuasa, seperti puasa Qadha, Daud, As-Syura, Arafah
dan lainnya, ini semua ada sebabnya, maka tidak mengapa berpuasa, karena ada
sebab dia berpuasa.
Imam Ibnu Bathol
rohimahullah berkata di dalam kitabnya Syarah Shahih Al-Bukhari :
وقال مالك: لم أسمع أحدًا من أهل
العلم والفقه ممن يقتدى به ينهى عن صيام يوم الجمعة، وصيامه حسن، وقد رأيت بعض أهل
العلم يصومه
Imam
Malik rohimahullah berkata : Saya belum mendengar seorangpun dari ahli ilmu dan
fiqih yang meneladani larangan berpuasa pada hari Jum’at, puasa mereka baik,
dan sungguh aku telah melihat Sebagian ahli ilmu mereka berpuasa pada hari Jum’at.
(Syarah Shahih Al-Bukhari, jilid 4 halaman 130).
Nah, inilah pendapat Imam
Malik rohimahullah sebagaimana yang dinuqil oleh Imam Ibnu Bathol rohimahullah
di dalam kitabnya Syarah Shahih Al-Bukhari, di mana Imam Malik belum mendengar
dari seorang ahli ilmu dan fiqih yang melarang berpuasa pada hari Jum’at.
Seharusnya, jangan memahami
hadist dengan tekstual saja, lihat terlebih dahulu penjelasan ulama mengenai
hadist tersebut, agar tidak salah dalam memahami sebuah hadist. Memang, zohir
hadist di atas melarang berpuasa pada hari Jum’at, namun yang dimaksud adalah
puasa sunnah Mutlaq, artinya tanpa sebab. Adapun seperti puasa Qadha, Daud, As-Syura
dan lainnya jika bertepatan di hari Jum’at, maka tidak dilarang sebagaimana keterangan
para ulama di atas.
Seperti misalnya, puasa sunnah
Ayyamul Bidh (puasa 3 hari setiap bulan) yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13.
Kebetulan tanggal 11 bertepatan di hari Jum’at, apakah dilarang berpuasa?
Tentunya tidak, karena ada sebabnya dan puasa tersebut bertepatan di hari Jum’at
dan di ikuti berpuasa setelahnya. Begitu pula jika bertepatan dengan puasa lainnya,
maka boleh dikerjakan.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi