Muadzin merupakan seseorang
yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan menjadi seorang muadzin
mempunyai keutamaan yang begitu besar di dalam Islam.
Apa-apa saja keutamaan dan pahala menjadi seorang muadzin?
1. Jika mengetahui pahala
yang terkandung di dalam adzan yang dilantunkan muadzin, maka manusia akan
berebut menjadi seorang muadzin.
Dari Abu Hurairah
rodhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي
النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا
عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا
إِلَيْهِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ، لَأَتَوْهُمَا
وَلَوْ حَبْوًا
Jikalau
manusia mengetahui apa yang ada di dalam adzan dan shaf pertama, kemudian
mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi, maka niscaya mereka
akan melakukan itu, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalamnya, mereka akan
bersegera pergi ke masjid, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam
shalat isya’ dan shalat shubuh, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun
merangkak. (HR. Bukhari, hadist no. 615).
2. Muadzin orang yang paling
panjang lehernya di hari kiamat.
Dari Thalhah bin Yahya rodhiyallahu ‘anhu, dari pamannya berkata :
كُنْتُ عِنْدَ مُعَاوِيَةَ بْنِ
أَبِي سُفْيَانَ، فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ يَدْعُوهُ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَالَ
مُعَاوِيَةُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: الْمُؤَذِّنُونَ
أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Saya
berada di sisi Mu’awiyah bin Abi Sufyan, lalu datang seorang muadzin yang melantunkan
adzan untuk mengajak shalat, maka Mu’awiyah berkata, saya mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Muadzin itu orang yang paling panjang lehernya
pada hari kiamat. (HR. Muslim, hadist 387).
3. Sesuatu apapun yang
mendengar suara muadzin akan menjadi saksi bagi si muadzin pada hari kiamat
Dari Abu Sa’id Al-Khudry
rodhiyallahu ‘anhu, bahwa dia berkata kepada Abdurrahman bin Abi Sho’sho’ah
Al-Anshary :
إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الغَنَمَ
وَالبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ، أَوْ بَادِيَتِكَ، فَأَذَّنْتَ
بِالصَّلاَةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ، فَإِنَّهُ: «لاَ يَسْمَعُ مَدَى
صَوْتِ المُؤَذِّنِ، جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ، إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ
القِيَامَةِ»، قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Sesungguhnya
saya melihat kamu menyukai kambing dan daerah pedalaman, maka jika kamu berada
di antara kambing-kambingmu atau di pedalaman lalu engkau mengumandangkan
adzan, maka keraskan suaramu dengan adzan tersebut, karena sesungguhnya
tidaklah ada yang mendengar suara muadzin baik itu jin, maupun manusia dan
tidak pula sesuatu apapun kecuali akan bersaksi untuknya pada hari Kiamat. Abu
Sa’id berkata: Saya mendengar hal ini dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
(HR. Bukhari, hadist no. 609).
4. Muadzin diampuni dosanya oleh
Allah
Dari Al-Baro’ bin ‘Adzib
rodhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ، وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ
صَوْتِهِ وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَلَهُ مِثْلُ
أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ
Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat untuk orang-orang yang berada di
shaf yang terdepan. Muadzin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan dia
akan dibenarkan oleh segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah
maupun benda kering, dan dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang
yang shalat bersamanya. (HR. An-Nasa’i, hadist no. 646).
5. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mendo’akan muadzin agar diampuni dosanya.
Dari Abu Hurairah
rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الإِمَامُ ضَامِنٌ، وَالمُؤَذِّنُ
مُؤْتَمَنٌ، اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الأَئِمَّةَ، وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ
Imam
adalah penanggung jawab, sedangkan Muadzin adalah orang yang diberi amanah, Ya
Allah berilah petunjuk kepada para imam dan berilah ampunan untuk para muadzin.
(HR. At-Tirmidzi, hadist no. 207).
MasyaAllah, betapa mulianya
seorang muadzin di hadapan Allah, di mana muadzin diampuni dosanya serta apapun
yang mendengar suara adzan yang dia kumandangkan, melainkan yang mendengarkan tersebut
akan menjadi saksi untuknya di hari kiamat kelak.
Jadi, tidak usah malu menjadi
seorang muadzin, karena memanggil manusia untuk menunaikan shalat itu perbuatan
yang mulia.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi