Maraknya perayaan Valentine Day di negara Indonesia tercinta ini patut menjadi perhatian bagi pemerintah dan tokoh – tokoh agama, karna perayaan tersebut sangat jauh dari norma dan sangat bertentangan dengan Syari’at Islam.
Di dalam perayaannya saling tukar tukaran coklat
dan saling berkasih sayang dengan pasangan. Dan hari itu dinamakan hari kasih
sayang. Sedangkan di dalam islam tidak ada membolehkan tukar tukaran coklat dan
hari kasih sayang itu setiap hari.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
لا
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidaklah
beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk
saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri (HR. Bukhari dan
Muslim).
Di dalam Hadits lain disebutkan :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ :أَنَّ الْأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ أَبْصَرَ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ الْحَسَنَ فَقَالَ إِنَّ لِي عَشْرَةً مِنْ
الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ وَاحِدًا مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( إِنَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ)) (رواه
مسلم)
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘anhu : ia berkata:Bahwa Aqra’ bin Habis pernah melihat
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mencium Hasan. Dia (Aqra’ bin Habis)
lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak namun aku tidak
pernah mencium satupun dari mereka. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia
tidak akan disayangi “(HR. Muslim).
Di dalam Islam hari berkasih sayang itu setiap
waktu, tidak mengenal hari bahkan tahun tapi bias kapanpun. Dan seperti yang
diketahui bahwa di hari valentine day banyaknya perzinaan yang dilakukan oleh
anak-anak muda di Indonesia, dan ini sangat bertentangan dengan syari’at Islam.
Tidak sampai di situ, banyak juga di antara anak-anak
kaum muslimin yang ikut-ikutan merayakan valentine day, padahal perayan
tersebut perayaan orang kafir. Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan kepada ummat islam agar tidak ikut-ikutan merayakan
perayaan orang-orang kafir.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa
menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka” (HR Abu Dawud,
hasan).
Didalam hadist lain disebutkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى
فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ
النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ
Bukan termasuk golongan kami siapa yang menyerupai kaum selain kami. Janganlah kalian menyerupai Yahudi, juga Nashrani, karena sungguh mereka kaum Yahudi memberi salam dengan isyarat jari jemari, dan kaum Nasrani memberi salam dengan isyarat telapak tangannya. (HR. At-Tirmidzi).
Bahkan sebagian public figur seperti artis yang
beragama islam sendiri banyak yang merayakan valentine day dan mengadakan acara
seputar valentine day. Dan hal ini sangatlah berbahaya karena seorang public
figure mempunyai pengikut atau Bahasa sekarangnya adalah para fansnya, apabila
dia merayakan perayaan orang kafir, maka para fansnya bias jadi akan mengikutinya
dan hal ini sangat bahaya sekali karena bias merusak aqidah anak-anak kaum
muslimin. Dan orang yang merintis kejelekan, kemudian di ikuti oleh orang lain,
maka dia akan mendapat dosa dan dosa orang yang mengamalkannya atau yang
mengikuti keburukan yang dia buat tersebut.
Didalam hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
وَمَنْ
سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ
عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Dan
Barangsiapa yang mencontohkan contoh jelek dalam Islam, maka ia mendapat
dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi
dosa-dosa mereka. (HR. Muslim, hadits no. 103-104).
Ini jelas sekali
sangat merusak fikiran-fikiran dan aqidah anak-anak kaum musimin, terkhusus di
Negara yang kita cintai ini. Dan mereka melakukan seperti ini, karena minimnya
pengetahuan ilmu agama dari diri mereka dan tidak pernah mau tau terhadap
larangan-larangan didalam agamanya dan tidak pernah mau mengaji dengan para
ulama untuk mngetahui itu semua, padahal menuntut ilmu agama wajib hukumnya
bagi setiap muslim dan muslimah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut
ilmu itu wajib atas setiap Muslim. (HR. Ibnu Majah No. 224).
SOLUSI UNTUK MENGHINDARI VALENTINE DAY BAGI
ANAK-ANAK MUDA ISLAM
Mengingat banyaknya kemungkaran yang terjadi
di malam valentine day, maka mau tidak mau para tokoh-tokoh Islam khususnya
ulama-ulama di Indonesia harus menyelisihi valentine tersebut. Dan di dalam islam
sendiri memerintahkan untuk menyelisihi orang-orang kafir.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
خَالِفُوا
الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
Selisihilah
kaum musyrikin, biarkanlah jenggot, pendekkanlah kumis. (HR. Bukhari, hadist no. 5892).
Jika di dalam istilah kedokteran mengenal
istilah : “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, maka di dalam islam juga
mempunyai istilah seperti itu, bedanya didalam islam bukan mencegah penyakit,
tapi mencegah datangnya kemudorotan. Sebelum kemudorotan itu datang atau
muncul, maka kita cegah terlebih dahulu.
Sebuah qoidah ushul fiqh menyebutkan :
درء
المفاسد مقدم على جلب المصالح
Mencegah
kemudorotan lebih didahulukan daripada mengambil manfaat.
Bagaimana
Cara Mencegah Agar Anak-Anak Ummat Islam Tidak Ikut-Ikutan Merayakan Valentie Day?
Solusinya adalah para ulama mengadakan kajian
keagamaan di malam valentine dan mengumpulkan anak-anak muda Islam di majelis
tersebut agar mereka tidak pergi ke acara valentine day tersebut. Dan jika ini
dilakukan untuk menarik perhatian anak-anak muda islam, maka ini sangat
bermanfaat dan bias menghindarkan mereka dari kemungkaran.
Dan membuat kajian khusus bagi anak-anak muda menjadi solusi dan menyelisihi perayaan orang kafir tersebut dan hal ini sudah terbukti berhasil di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, perlu ketegasan dari pemerintah untuk melarang acara valentine day tersebut karena tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di Indonesia dan sangat jauh dari nilai-nilai Islam, apalagi di Indonesia penduduknya mayoritas beragama Islam. Maka buatlah kajian dan bagi pemerintah hendaklah melarang acara ini. Karena orang yang merintis kebaikan akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ
سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ
بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ
Barangsiapa
yang membuat contoh yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan
pahala orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun. (HR. Muslim, No. 103-104).
Oleh karnanya, selisihilah orang-orang kafir dengan membuat acar
khusus, agar anak-anak muda Islam tidak ikut kegiatan mereka, tapi mengikuti
acara yang dibuat oleh orang Islam. Dengan begitu, anak-anak muda Islam tidak
lagi ikut bermaksiat dengan mengikuti acara-acara orang kafir, akan tetapi
mereka mengikuti acara-acara yang dibuat oleh orang Islam.
Dari Ibnu Umar rodhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
خَالِفُوا المُشْرِكِينَ: وَفِّرُوا
اللِّحَى، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
Selisihilah
kaum musyrikin, biarkanlah jenggot, pendekkanlah kumis. (HR. Bukhari, hadist
no. 5892).
Semoga anak-anak muda Islam
tidak lagi ikut-ikutan merayakan budaya orang kafir, karena sama saja termasuk
golongan mereka jika mengikuti budaya mereka, dan ummat Islam hendaklah membuat
acara-acara khusus di malam valentine untuk menyelisihi acara maksiat yang
dibuat oleh orang-orang kafir, agar anak-anak muda Islam tidak ikut-ikutan acara
mereka dan ikut bermaksiat. Jika ada acara-acara yang dibuat oleh ummat Islam
di malam valentine, inysaAllah anak-anak muda Islam akan berbondong-bondong
memilih acara keagamaan yang dibuat oleh ummat Islam daripada acara agama lain.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi