Banyak orang yang merasa dirinya sibuk, akhirnya dia menjadikan kesibukannya sebagai alasan tidak bisa beribadah kepada Allah. Padahal, beribadah bisa di mana saja, di Rumah, di Masjid, di Kantor, di Jalan, di Hutan dan di tempat apapun, selagi bukan di tempat yang kotor dan najis.
Ada dzikir yang ringan diucapkan,
tapi berta di timbangan amalan. Artinya pahalanya besar di sisi Allah.
Dari Abu Hurairah
rodhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى
الرَّحْمَنِ، خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي المِيزَانِ:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ
Dua
kalimat yang dicintai oleh Ar-Rahman, ringan diucapkan di lisan, namun berat di
timbangan, yaitu subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil ‘adzhim (Maha
Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia). (HR.
Bukhari, hadist no. 7563).
Imam Ibnu Hajar rohimahullah
mengomentari hadist ini di dalam kitab Fathul Baari :
فَقَوله كلمتان فِيهِ ترغيب
وَتَخْفِيف وَقَوله حبيبتان فِيهِ حث على ذكرهمَا لمحبة الرَّحْمَن إيَّاهُمَا وَقَوله
خفيفتان فِيهِ حث بِالنِّسْبَةِ إِلَى مَا يتَعَلَّق بِالْعَمَلِ وَقَوله ثقيلتان
فِيهِ إِظْهَار ثوابهما وَجَاء التَّرْتِيب بِهَذَا الْحَدِيثِ عَلَى أُسْلُوبٍ
عَظِيمٍ وَهُوَ أَنَّ حُبَّ الرَّبِّ سَابِقٌ وَذِكْرَ الْعَبْدِ وَخِفَّةَ
الذِّكْرِ عَلَى لِسَانه
Perkataan
kalimatani (dua kalimat), di dalamnya terdapat dorongan (anjuran) dan
keringanan. Adapun perkataan Habibatani (yang dicintai), di dalamnya terdapat
dorongan untuk berdizkir dengan 2 kalimat yang dicintai oleh Ar-Rahman (Yang Maha
Pemurah). Perkataan Khofifatani (2 Kalimat yang ringan), di dalamnya terdapat
dorongan yang dinisbatkan kepada sesuatu yang berhubungan dengan amalan.
Perkataan Tsaqilatani (2 kalimat yang berat), di dalamnya diungkapkan pahala
keduanya dan datang dengan tertib dengan hadist ini dengan gaya bahasa yang bagus.
Dan kecintaan Allah yang diutamakan, dzikirnya seorang hamba, seringnya dia
mengucapkan dzikir dengan lisannya. (Fathul Baari, jilid 1 halaman 473).
Pelajaran yang bisa diambil
dari Hadist di atas :
1. Mengucapkan dzikir dengan
2 kalimat yang disebutkan di dalam Hadist di atas saja pahalanya besar, apalagi
berdzikir dengan dzikir yang lainnya dengan dzikir yang dianjurkan di dalam
Islam, tentunya akan semakin besar pahalanya.
2. Rasulullah menyampaikan
pesan secara tidak langsung melalui hadist di atas, bahwa tidak ada alas an untuk
tidak berdzikir kepada Allah walaupun hanya berdzikir dengan 2 kalaimat dzikir
di atas, maka pahalanya besar sekali.
3. Di manapun 2 kalimat
dzikir di atas bisa dibaca, asalkan bukan di tempat kotor dan najis.
4. Tidak ada lagi alasan
sibuk sehingga tidak berdzikir kepada Allah, karena 2 kalimat dzikir di atas
bisa dibaca sambal kerja. Tidak ada 1 menit sudah selesai dibaca.
5. Jika setelah membaca dan
mengetahui hadist tentang 2 kalimat dzikir di atas dia tidak juga berdzikir
kepada Allah, maka dia orang yang sombong, karena dzikir di atas bisa dibaca sambil
jalan, menidurkan anak, nyetrika, bekerja di kantor, sedang nyantai dan lain
sebagainya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah mempermudah hamba-Nya agar berdzikir kepadanya, dan berdzikir kepada
Allah dianjurkan, karena selain bentuk syukur kepada Allah, juga bisa
menenangkan hati.
Allah berfirman :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram. (QS.
Ar-Ra’ad : 28).
Mudah-mudahan setelah
membaca ini semakin banyak yang berdzikir kepada Allah, sekurang-kurangnya berdzikir
dengan 2 kalimat dzikir di atas. Ringan diucapkan di lisan, namun berat di
timbangan amalan. Artinya besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi