Baru-baru ini, banyak
terjadi kasus percobaan bunuh diri, menurut beberapa informasi, banyak yang
mencoba bunuh diri karena faktor ekonomi, dan ada juga yang mau bunuh diri
karena faktor putus cinta. Sebagian bisa digagalkan dan tidak jadi bunuh diri.
Kita melihat di akhir zaman
sekarang ini, betapa mudahnya mereka mengakhiri hidupnya hanya gara-gara kurang
ekonominya. Dia merasa tidak akan makan lagi sebab dia dipecat dari pekerjaan,
padahal tidak ada satupun makhluk di dunia ini, bahkan binatang melata
sekalipun niscaya telah dijamin rezekinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ
إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan
tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya. (QS. Hud : 6).
Orang-orang yang sempit
pemikirannya akan mengakhiri hidupnya hanya gara-gara faktor ekonomi, padahal Tindakan
bunuh diri sangatlah dibenci oleh Allah dan bisa mendatangkan murka Allah
Subhanahu wa Ta’ala serta orang yang bunuh diri akan kekal di dalam neraka
selamanya.
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu
‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ
فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ شَرِبَ سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ
فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا،
وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِي نَارِ
جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
Barangsiapa
yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu
dia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus
dan dia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara meminum
racun maka dia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan dia kekal di
dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka
dia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya. (HR.
Muslim, hadist no. 109).
Na’udzubillah, betapa
besarnya dosa orang yang bunuh diri, perbuatan tersebut dimurkai oleh Allah dan
pelakunya kekal di dalam neraka Jahannam.
Di dalam Al-Qur’an kan yang
kekal di dalam neraka itu orang kafir dan orang yang membawa dosa syirik sampai
mati, kenapa orang Islam yang bunuh diri juga kekal di neraka? Dia kan masih
Islam ketika bunuh diri, gimana penjelasannya?
Imam An-Nawawi rohimahullah
mengomentari hadist di atas di dalam kitabnya Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim :
وَأَمَّا قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا
أَبَدًا فَقِيلَ فِيهِ أَقْوَالٌ أَحَدُهَا أَنَّهُ مَحْمُولٌ عَلَى مَنْ فَعَلَ
ذَلِكَ مُسْتَحِلًّا مَعَ عِلْمِهِ بِالتَّحْرِيمِ فَهَذَا كَافِرٌ وَهَذِهِ
عُقُوبَتُهُ وَالثَّانِي أَنَّ الْمُرَادَ بِالْخُلُودِ طُولُ الْمُدَّةِ
وَالْإِقَامَةِ الْمُتَطَاوِلَةِ لَا حَقِيقَةَ الدَّوَامِ كَمَا يُقَالُ خَلَّدَ
اللَّهُ مُلْكَ السُّلْطَانِ وَالثَّالِثُ أَنَّ هَذَا جَزَاؤُهُ وَلَكِنْ
تَكَرَّمَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَأَخْبَرَ أَنَّهُ لَا يُخَلِّدُ فِي النَّارِ
مَنْ مَاتَ مُسْلِمًا
Dan
adapun sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “maka dia kekal
selama-lamanya di dalam neraka Jahannam.” Mengenai ini ada beberapa pendapat :
1.
Perkataan Rasulullah ini dipahami dalam konteks orang yang mati karena bunuh
diri dan menganggap bahwa tindakan bunuh diri adalah halal padahal dia tau bahwa
bunuh diri itu hukumnya haram. Maka hal ini menjadikannya kafir dan kekal di
dalam neraka Jahannam sebagai akibat dari perbuatannya tersebut.
2. Bahwa
yang dimaksud dengan kekal di dalam neraka adalah lamanya waktu menetap di
dalam neraka, bukan kekal dalam arti sesungguhnya, sebagaimana dikatakan : “Semoga
Allah kekalkan kekuasaan raja.”
3. Bahwa
kekekalan di dalam neraka adalah balasan atas perbuatannya, akan tetapi Allah Subhanahu
wa Ta’ala bermurah hati sehingga Dia mengabarkan bahwa sesungguhnya tidak kekal
di dalam neraka siapapun yang mati dalam keadaan sebagai muslim. (Al-Minhaj
Syarah Shahih Muslim, jilid 2 halaman 125).
Betapa mengerikan sekali
dampak dari bunuh diri. Oleh sebab itu sebagai seorang muslim yang beriman
kepada Allah dan berakal sehat hendaklah menjauhi perbuatan tercela ini, karena
selain termasuk dosa besar, dimurkai oleh Allah, dia juga akan kekal selamanya
di dalam neraka Jahannam jika dia menganggap bahwa bunuh diri itu halal baginya
dan itu jalan satu-satunya yang harus dia lakukan.
Pemikiran seperti ini sangat
sempit dan menyia-nyiakan kenikmatan hidup yang diberikan oleh Allah. Padahal Allah
menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya, dan andai manusia beribadah
kepada Allah seumur hidupnya untuk membalas nikmat yang Allah berikan, maka itu
tidak akan bisa dilakukan. Begitu pula jika manusia beribadah kepada Allah
seumur hidupnya untuk meraih surga Allah, maka ibadahnya tidak cukup tanpa rahmat
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ
الجَنَّةَ، قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: " لاَ، وَلاَ
أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ
Amal
seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga. Para sahabat bertanya
: “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : Aku pun tidak. Itu
semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah. (HR. Bukhari, hadist no. 5673).
Bayangkan saja, sekalipun
dia beribadah seumur hidupnya, mempergunakan seluruh hidupnya untuk beribadah
kepada Allah saja belum tentu akan masuk kedalam surga, karena bukan ibadah
yang menjadi sebab masuk kedalam surga, tapi rahmat Allah, adapun ibadah hanya
petantara saja. Lalu bagaimana dengan orang bunuh diri? Apa yang dia bawa
menghadap Allah hingga dia dengan sombongnya mengakhiri hidupnya dengan bunuh
diri? Tidak ada yang akan dia bawa mati selain rasa sakit menahan perihnya
hidup. Betapa pedenya dia akan tenang setelah mengakhiri hidupnya, tidak sama
sekali. Setelah mati bukan ketenangan yang di dapat, melainkan kesengsaraan dan
azab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bunuh diri hukumnya haram
dan termasuk dosa besar dan di murkai oleh Allah, serta pelakunya masuk ke
dalam neraka Jahannam dan dia kekal di dalamnya jika menganggap bunuh diri itu
halal dilakukan untuk meraih ketenangan dan lari dari kesulitan hidup.
Ingatlah selalu : "Panasnya
dunia masih bisa ditahan, masih bisa berlindung di atap rumah. Tapi panasnya api
neraka kemana obat akan dicari." Penyesalan tiada berguna, bunuh diri adalah tindakan
konyol dan bodoh yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang di dalam hatinya
tidak ada iman dan tidak mengenal Allah. Adapun orang yang di dalam hatinya ada
iman dan mengenal Allah, maka dia tidak akan melakukan perbuatan yang dimurkai
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena bunuh diri merupakan dosa besar dan
perbuatan tercela.
Ada sebuah ungkapan menyebutkan
:
لن ترجع الأيام التي مضت
Tidak
akan kembali hari-harimu yang telah berlalu.
Sekalipun menangis darah kau
di akhirat minta dikembalikan ke dunia untuk beribadah, maka hal itu tak kan
pernah terwujud.
Allah berfirman :
وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ
نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا
فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Dan,
jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu
menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan
kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia),
kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
yakin". (QS. As-Sajdah : 12).
Namun semua permintaan mereka
sia-sia belaka. Maka dari itu, jangan sampai menyesal di akhir masa, karena
menyesal di akhir masa tiada berguna.
Lalu, apakah bunuh diri itu
takdir?
Sekarang saya contohkan
begini : Di depan saya ada segelas air, dan saya bisa memilih antara minum
dengan tangan kanan ataukah minum dengan tangan kiri. Misalnya di takdir tertulis
bahwa saya minum dengan tangan kiri. Akan tetapi saya tau kalo minum dengan
tangan kiri itu dilarang di dalam Islam. Maka dari itu saya minum dengan tangan
kanan.
Artinya, sekalipun kita ditakdirkan
untuk mengerjakan sesuatu, namun Allah memberikan pilihan kepada hamba-Nya, antara
mengerjakan sesuai dengan takdir ataukah kita mau merubahnya. Itu pilihan kita
sendiri, mau memilih yang mana.
Sama halnya dengan bunuh
diri. Misal, si A ditakdirkan mati dengan perantara bunuh diri. Dan ketika dia
merasa susah dalam hal ekonomi atau putus cinta, dia putus asa dan mau bunuh
diri. Dia tau bahwa bunuh diri itu haram dan berdosa serta dilarang di dalam
Islam.
Nah, di sini kan Allah
berikan pilihan dulu kepada hamba-Nya antara mau mengerjakan seperti takdirnya
atau mengubahnya menurut pilihannya sendiri, mau mengerjakan kebaikan dengan
meninggalkannya, ataukah menginginkan keburukan kemudian dia mengerjakan
perbuatan tercela tersebut.
Dia tau bahwa bunuh diri itu
berdosa, namun dia tetap melakukan bunuh diri misalnya. Maka ini adalah takdir
yang menjadi pilihan dia. Begitu juga jika dia menolak takdirnya dengan cara
dia tidak bunuh diri dan mendekatkan diri kepada Allah, karena dia tau bahwa
bunuh diri itu berdosa dan dimurkai oleh Allah, serta pelakunya kekal di neraka
selamanya jika menganggapnya halal dilakukan.
Ada orang yang memilih
takdirnya bunuh diri, trus ada yang berkata : "sudah takdir Allah dia mati bunuh
diri." Hei, sadar! Allah sudah memberikan pilihan kepada hamba-Nya, mau kebaikan
atau keburukan, tergantung manusia itu sendiri. Mati bunuh diri adalah pilihan
dia sendiri, dia yang memilih takdirnya. Takdir itu setelah dia memilih dan
setelah terjadi sesuatu, baru diketahui itulah takdirnya. Itu bukan ketetapan
Allah, tapi dia yang memilihnya, karena takdir bisa diubah.
Takdir itu terbagi menjadi 2
:
1. Takdir Muallaq (Takdir
yang bisa diubah).
Contohnya : Jodoh, rezeki,
miskin atau kaya, dan berbagai macam lainnya, termasuk mati bunuh diri, bisa
diubah, yang tidak bisa diubah adalah waktu matinya. Intinya takdir yang
ditetapkan saat dalam kandungan.
2. Takdir mubrom (Takdir
yang tidak bisa diubah).
Contohnya : Seseorang yang
ditetapkan lahir dalam keadaan laki-laki atau perempuan. Maka takdir ini tidak
bisa diubah karena ini merupakan sudah ketentuan Allah. Intinya takdir yang
telah ditetapkan sejak zaman azali. Yaitu sebelum dunia dan seisinya
diciptakan.
Maka dari itu, jika dia tetap
memilih bunuh diri padahal dia sudah tau bahwa bunuh diri itu haram hukumnya,
maka dia sendiri yang memilih takdirnya, bukan pilihan Allah. Maka stop
mengatakan dia bunuh diri karena takdir dari Allah, karena takdir tersebut adalah
pilihannya sendiri. Namun yang benar adalah dengan seizin dari Allah, inilah
yang benar.
Jangan hanya gara-gara sulit
ekonomi atau putus cinta mau mengakhiri hidup, singkat betul pemikiran seperti
ini. Allah Maha Kaya, maka mintalah kepada-Nya serta berusaha, insyaAllah Allah
akan memberikan rezeki kepadamu, bahkan jika seseorang bertaqwa kepada Allah,
maka Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Allah berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ
لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ
لَا يَحْتَسِبُ
Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.
Ath-Thalaq : 2-3).
Maka dari itu tidak perlu
khawatir jika di PHK dari pekerjaan dan jika putus cinta. Masih banyak
pekerjaan lain dan masih banyak lelaki dan perempuan lain yang mau dengamu.
Jangan pikirkan dan jangan putus asa.
Jangan pernah tinggalkan
Allah bagaimanapun susahnya hidupmu, karena Allah akan terus bersamamu jika kau
selalu ingat kepada-nya dan jika kau selalu ingat kepada Allah, niscaya Allah
akan memudahkan segala urusanmu.
Perbanyak mengaji, menuntut
ilmu agama, jika tidak bisa datang langsung ke majelis ilmu, maka bisa melalui
media sosial, melalui grup-grup kajian Islam seperti di whatsapp, telegram dan
sebagainya agar mendapatkan ilmu dan mendapat siraman rohani dengan nasehat bijak,
dan menambah iman kita. Karena iman itu seperti batrai hp, jika dia telah
lowbat, maka segera di cas dengan nasehat yang menyentuh hati, insyaAllah dia
akan mengisi kembali seperti layaknya hp yang di cas ketika lowbat. Mintalah
nasehat ulama dan ikutlah kajian Islam agar tidak mengerjakan perbuatan yang
dimurkai oleh Allah.
Jika kita dekat dengan Allah
dan mengetahui agama, maka perbuatan bunuh diri tidak akan lagi ada dalam pikiran
kita, sebab iman dan taqwa di dada kita sudah kuat, dan tentunya akan dijauhkan
dari perbuatan tersebut dan dari memikirkan perbuatan tercela tersebut.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi