Sekarang kita telah memasuki
bulan Muharram. Di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan
kepada kita untuk puasa pada tanggal 10 dan juga sebelumnya pada tanggal 9
Muharram.
Dari Abu Qotadah
Al-Anshori rodhiyallahu 'anhu berkata :
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ
فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ . قَالَ
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ
الْمَاضِيَةَ
Dan
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa
Arafah. Maka Beliau menjawab : "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun
yang lalu dan setahun yang akan datang". Beliau juga ditanya mengenai
keistimewaan Puasa Asyuro? Maka Beliau menjawab : "Puasa Asyuro akan
menghapus dosa setahun yang lalu. (HR. Muslim, hadist no. 1162).
Tanggal 10 Muharram disebut
juga dengan hari Asyuro, di mana di hari itu Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
menyelamatkan Nabi Musa 'alaihis salam dan pengikutnya dari kejaran
Fir'aun, dan serta binasanya Fir'aun dan bala tentaranya. Maka sebagai bentuk
syukur kepada Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun
berpuasa pada Tanggal 10 Muharram.
Dan untuk menyelisihi
orang-orang kafir, Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa pada tanggal 9
Muharram.
Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu
'anhuma berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ
تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ
شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ
حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
Wahai
Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.
Lantas beliau mengatakan : "Apabila tiba tahun depan insya Allah (jika
Allah menghendaki) kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan". Ibnu
Abbas berkata : "Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam sudah keburu meninggal dunia. (HR. Muslim, hadist no. 1134).
Jika tidak sempat berpuasa
pada tanggal 9 Muharram, tapi hanya tanggal 10 dan 11 apakah boleh?
Boleh. Para ulama
membolehkan puasa sebelum dan sesudah tanggal 10 Muharram untuk menyelisihi
orang-orang kafir dan hal ini juga diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda :
صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه
اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما
Puasalah
kalian pada hari Asyuro dan berbedalah dengan orang Yahudi.Kerjakan puasa dari
satu hari sebelumnya sampai satu hari sesudahnya. (HR. Ahmad).
Syekh Al-Mubarokfuri rohimahullah di
dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi mengatakan :
صَوْمِ الْمُحَرَّمِ ثَلَاثَةٌ
الْأَفْضَلُ أَنْ يَصُومَ يَوْمَ الْعَاشِرِ وَيَوْمًا قَبْلَهُ وَيَوْمًا
بَعْدَهُ وَقَدْ جَاءَ ذَلِكَ فِي حَدِيثِ أَحْمَدَ وَثَانِيهَا أَنْ يَصُومَ
التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَثَالِثُهَا أَنْ يَصُومَ الْعَاشِرَ فَقَطْ
Puasa
Muharram ada 3 macam : 1. Yang paling utama adalah puasa di hari kesepuluh
beserta satu hari sebelum dan sesudahnya. 2. Puasa di hari kesembilan dan
kesepuluh. 3. Puasa di hari kesepuluh saja.
Lalu, bolehkah hanya puasa
10 Muharram saja tanpa berpuasa pada tanggal 9 atau 11?
Ulama Hanafiyyah mengatakan
hukumnya makruh, karena menyerupai puasanya orang-orang kafir dan
dulu orang-orang kafir hanya berpuasa tanggal 10 Muharram saja dan tidak di
iringi berpuasa sebelum dan sesudah tanggal 10 Muharram. Sedangkan ulama
mazhab Hambali, dan Syafi'i membolehkan nya.
Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata
di dalam Al-Fatawa Al-Kubro :
ﻭﺻﻴﺎﻡ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭاء ﻛﻔﺎﺭﺓ ﺳﻨﺔ ﻭﻻ
ﻳﻜﺮﻩ ﺇﻓﺮاﺩﻩ ﺑﺎﻟﺼﻮﻡ
Dan puasa
Asyuro sebagai penggugur dosa setahun yang lalu, dan tidak dimakruhkan berpuasa
pada hari itu saja. (Al-Fatawa Al-Kubro, jilid 5 halaman 378).
Akan tetapi para ulama tetap
menganjurkan berpuasa sebelum atau sesudah nya untuk menyelisihi orang-orang
kafir. Adapun para ulama membolehkan jika berpuasa tanggal 10 Muharram
saja, jika dia berhalangan. Namun, jika tidak ada halangan apa-apa, maka dia
dianjurkan untuk berpuasa sebelum atau sesudah tanggal 10 Muharram.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi